ANALISIS JURNAL
1. Judulartikel: Brief psychoeducation intervention against HIV/AIDS related stigma among
house wifes lived in coffe plantation area
3. Penulis: Ahmad Rifai
4. Telaah Step 1 (FokusPenelitian)
Problems
|
Sejak pertama kali ditemukan, HIV/AIDS telah
menyebabkan banyak dampak negatif selama kurang lebih 29 tahun terakhir pada
masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Hal ini berdampak bukan hanya pada
aspek kesehatan, namun juga munculnyapada kelompok usia produktif (20-49
tahun) (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2014)
Infeksi HIV merupakan suatu penyakit kronis yang bagi kebanyakan orang
dianggap sebagai penyakit yang diakibatkan oleh adanya perilaku yang salah.
Seringkali masyarakat menyimpulkan bahwa Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) telah
berperilaku amoral atau bertindak dengan cara yang salah yang memungkinkan
mereka terjangkit virus ini, sehingga masyarakat menyimpulkan sendiri
bagaimana seseorang dapat terinfeksi oleh HIV (Philip, Chadee, &
Yearwood, 2014). Beberapa penelitian menemukan bahwa kebanyakan orang akan
menghindari dan menjaga jarak dengan orang yang diidentifikasi mengidap HIV,
yang selanjutnya hal ini akan mengakibatkan masyarakat mendiskriminasikan dan
menstigma orang yang menderita HIV/AIDS (Varni, Miller, & Solomon,
2012).
Salah satu faktor penghambat serta tantangan yang
menyebabkan tidak efektifnya program pencegahan HIV/AIDS di masyarakat adalah
adanya stigma sosial (Odimegwu, Adedini, & Ononokpono, 2013). Stigma terhadap
HIV/AIDS menghalangi akses bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) serta kelompok
resiko tinggi untuk mendapatkan pelayanan dan tindakan kesehatan serta respon
sosial (Whyte, Abell, Ph, Brown, & Cesnales, 2011). Lebih jauh, adanya
stigma akan berdampak pada menurunnya jumlah test HIV, terbatasnya
pemanfaatan pelayanan pencegahan HIV, serta semakin meningkatnya perilaku
seksual yang beresiko.
Stigmatisasi pada ODHA seringkali dimanifestasikan
dengan adanya penolakan sosial, tidak adanya pengakuan serta adanya
diskriminasi yang akan menimbulkan rasa malu dan takut bagi ODHA untuk
berinteraksi dengan orang lain. Status HIV positif bisa mengakibatkan pada
tidak adanya dukungan sosial, memunculkan depresi, kehilangan kesempatan
untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan, serta menurunnya keberanian untuk
mendapatkan pelayanan medis
Hasil Analisis: Data yang dicantumkan belum jelas dan masih kurang karena tidak terdapatnya
data angka kejadian secara global hanya mencantumkan angka kejadian di
Indonesia saja, dan dalam penelitian ini juga hanya memunculkan mengenai
stigma-stigma pada masyarakat tidak menampilkan cara pencegahan secara
terperinci
|
Intervention
|
Intervensi yang
digunakandalampenelitianiniadalahPsikoedukasi singkat,Psikoedukasi adalah sebuah terapi modalitas yang
dilakukan secara professional dan mengintegrasikan serta mensinergikan antara
psikoterapi dan intervensi edukasi (Cartwright, M.E. 2007). Edukasi merupakan
proses interaktif yang mendorong terjadinya proses pembelajaran, dan
pembelajaran merupakan upaya penambahan pengetahuan yang baru, sikap, serta
ketrampilan melalui penguatan praktik dan pengalaman tertentu, serta
diarahkan untuk meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan status
kesehatan, pencegahan penyakit dan membantu individu mengatasi efek serta
dampak dari penyakit (Smeltzer & Bare, 2008; Potter & Perry, 2009)
|
Comparison
Intervention
|
Tidak terdapat intervensi pembanding dalam penelitian
ini, tetapi dalam penelitian ini, terdapat kelompok intervensi dan kelompok kontrol, kelompok intervensi mendapatkan psikoedukasi singkat sedangkan kelompok control tidak mendapatkan
intervensi.
Hasilanalisis: Dari hasil penelitian pada jurnal diatas sangat jelas karena kelompok
intervensi mendapatkan psikoedukasi dan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan
intervensi, tetapi setelah penelitian kelompok kontrol juga mendapatkan
psikoedukasi setelah semua kelompok intervensi selesai dalam pengukuran.
|
Outcame
|
Rata-rata usia responden pada kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol berada pada rentang usia yang relatif sama, dengan rentang
usia 26 – 46 tahun, ibu rumah tangga, sebagian besar berpendidikan pada level
sekolah dasar, serta beragama Islam. Gambaran stigma tentang HIV/AIDS Hasil observasi penelitian menunjukkan
stigma HIV/AIDS pada ibu rumah tangga di area perkebunan kopi di Kabupaten
Jember pada kelompok perlakuan didapatkan penurunan jumlah responden dengan
stigma negatif terhadap HIV/AIDS pada saat sebelum (11 orang/73,3%) dan
sesudah (5 orang /33,3%) dilakukan brief psychoeducation. Begitu juga pada
kelompok kontrol, meskipun tidak diberikan intervensi brief psychoeducation
didapatkan satu responden yang tidak melakukan stigmatisasi negatif pada
HIV/AIDS
Hasil analisis: hasilnya jelas dan sesuai, dengan adanya hasil pre dan post pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol, serta membandingkan kedua kelompok.
Dimanahasil intervensi brief psychoeducation terhadap stigma HIV/AIDS pada
ibu rumah tangga menunjukkan perbedaan yang signifikan yaitu intervensi ini
lebih efektif mengurangi stigmatisasi HIV/AIDS pada kelompok yang diberikan
brief psychoeducation.
|
Telaah
Step 2 Validasi
Recruitment
|
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang tinggal
diderah perkebunan kopi, besar sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
30 orang. Selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 15orang kelompok
intervensi dan 15 orang kelompok kontrol., Sampel dalam penelitian didapatkan
menggunakan teknik probability sampling dengan pendekatan simple random
sampling dari populasi yang sudah ditentukan yang memenuhi kriteria inklusi.
Hasil analisis: Jumlah sampelnya sudah sesuai dan dapat dibandingkan pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi apakah terdapat perbedaan pada dua kelompok
ini. Tetapi dalam penelitian ini tidak mencantumkan kriteria eksklusi tetapi
hanya mencantumkan satu kriteria inklusi
|
Maintenance
|
Proses pelaksanaan pemberian intervensi brief
psychoeducation pada kelompok intervensi meliputi 3 fase: (a) Fase Orientasi;
pada tahap ini, peneliti menanyakan perasaan partisipan secara umum untuk
mengidentifikasi sejauh mana kesiapan partisipan untuk dilakukan intervensi.
Peneliti menciptakan suasana yang nyaman sehingga responden bisa secara
asertif menerima intervensi dengan maksimal. (b) Fase Kerja; sebelum
memberikan intervensi, peneliti memberikan kuesioner pada responden untuk
mengukur stigma terhadap HIV/AIDS sebagai pengukuran awal (baseline).
Peneliti memulai memberikan brief psychoeducation yang berlangsung selama 30
sampai 60 menit mengenai topik yang telah ditentukan sebelumnya dan telah
disusun. Selama aplikasi intervensi brief psychoeducation peneliti mengacu
pada guideline dan SOP yang telah di susun serta menggunakan leaflet sebagai
media penyampaian informasi. Aplikasi pelaksanaan brief psychoeducation
diakhiri setelah informasi yang dibutuhkan telah tersampaikan sesuai tujuan
penelitian. (c) Fase Terminasi; dilakukan setelah semua proses brief
psychoeducation berakhir. Sebelum menutup kegiatan, peneliti memberikan
reinforcement positif kepada responden atas kerjasamanya dalampelaksanaan
intervensi dan membuat kontrak untuk melakukan pengukuran stigma 3 hari
setelah intervensi.
Pelaksanaan penelitian berlangsung selama 3 bulan antara bulan Agustus
sampai dengan Oktober 2016. Sebagai bentuk menjunjung aspek keadilan
(fairness), kelompok kontrol juga diberikan tindakan brief psychoeducation
setelah semua responden pada kelompok perlakuan menerima intervensi dan
menyelesaikan semua pengukuran.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan desain
penelitian pre-test – post-test with
control group. Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan
yang diberikan intervensi brief psychoeducation, serta kelompok kontrol yang
tidak diberikan intervensi.
Hasil analisis: Metode penelitian yang digunakan sudah sesuai karena tujuan penelitian
adalah ingin melihat pengaruh intervensi yang diberikan sehingga jika ingin
melihat pengaruhnya harus dilihat hasil pre dan postnya, dan dalam penelitian
ini tidak memiliki SOP untuk intervensi yang dilakukan.
|
Measurement
|
Pada penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah quasi
eksperiment dengan desain penelitian
pre-test – post-test with control group. Responden dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok perlakuan yang diberikan intervensi brief
psychoeducation, serta kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi.Pada
penelitian ini analisa yang digunakan adalah analisis data yang digunakan
adalah uji t-test independent dan uji t- test dependent. Uji t-test
independent dilakukan untuk membandingkan mean dari dua kelompok yang tidak
saling berhubungan satu dengan yang lain yaitu kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol. Sedangkan uji t-test dependent dioperasikan untuk
mengetahui perbedaan stigmatisasi antara sebelum intervensi dan setelah
intervensi pada kelompok intervensi serta membandingkan nilai baseline dan
pengukuran lanjutan pada kelompok kontrol.
Hasil Analisis: Dalam penelitian ini menggunakan dua uji yaiti uji t-test independent
dan uji t- test dependent untuk mengetahui adanaya perbandingan dan perbedaan
pada dua kelompok.
|
Telaah 3
(Aplikabilitas)
·
Apakah dapat
diterapkan? Bagaimana bentuk penerapannya?
Pemberian terapi psikoedukasi terhadap ibu rumah tangga
baik itu d RS atau pun dilingkungan masyarakat dapat dilakukan. Intervensi ini
dapat dilakukan dengan membentuk semacam kelompok diskusi untuk pasien maupun
keluarga pasien dengan kasus HIV/AIDS atau dapat dilakukan pemberian konseling secara individu.Proses pelaksanaan pemberian intervensi brief
psychoeducation tidak mennggunakan banyak biaya dan waktu yang lama hanya daja
mungkin dibutuhkan kesiapan yang komprehensif.
Pelaksanaanya meliputi 3 fase: (a) Fase Orientasi; pada tahap ini,
peneliti menanyakan perasaan partisipan secara umum untuk mengidentifikasi
sejauh mana kesiapan partisipan untuk dilakukan intervensi. Peneliti
menciptakan suasana yang nyaman sehingga responden bisa secara asertif menerima
intervensi dengan maksimal. (b) Fase Kerja; sebelum memberikan intervensi,
peneliti memberikan kuesioner pada responden untuk mengukur stigma terhadap
HIV/AIDS sebagai pengukuran awal (baseline). Peneliti memulai memberikan brief
psychoeducation yang berlangsung selama 30 sampai 60 menit mengenai topik yang
telah ditentukan sebelumnya dan telah disusun. Selama aplikasi intervensi brief
psychoeducation peneliti mengacu pada guideline dan SOP yang telah di susun
serta menggunakan leaflet sebagai media penyampaian informasi. Aplikasi
pelaksanaan brief psychoeducation diakhiri setelah informasi yang dibutuhkan
telah tersampaikan sesuai tujuan penelitian. (c) Fase Terminasi; dilakukan
setelah semua proses brief psychoeducation berakhir. Sebelum menutup kegiatan,
peneliti memberikan reinforcement positif kepada responden atas kerjasamanya
dalam pelaksanaan intervensi dan membuat kontrak untuk melakukan pengukuran
stigma 3 hari setelah intervensi.
jurnalnya bisa dilihat pada link dibawah :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar